Search
Close this search box.

Kenaikan Harga Sembako di Tahun 2024: Faktor, Dampak, dan Solusi

Tahun 2024 menjadi tahun yang menantang bagi masyarakat Indonesia, terutama dalam hal ketersediaan dan kenaikan harga bahan pokok atau sembako. Berbagai faktor telah mempengaruhi kenaikan harga sembako tersebut, yang pada gilirannya memengaruhi daya beli dan kestabilan ekonomi rumah tangga.

Salah satu faktor utama yang menjadi penyebab kenaikan harga sembako adalah kondisi cuaca yang ekstrem. Banjir dan kekeringan yang melanda beberapa wilayah di Indonesia telah mengganggu produksi pertanian, terutama pada komoditas seperti beras, cabai, dan bawang merah. Kurangnya pasokan dari dalam negeri menyebabkan ketergantungan pada impor, yang kemudian memicu kenaikan harga akibat biaya impor yang lebih tinggi.

Harga bahan pokok atau sembako di Indonesia mengalami kenaikan signifikan pada tahun 2024. Berbagai komoditas seperti beras, cabai, bawang merah, daging ayam ras, dan telur ayam ras mengalami lonjakan harga yang cukup mencolok. Berikut adalah gambaran kenaikan harga sembako tersebut:

  1. Beras: Harga beras medium mencapai rata-rata Rp 11.450 per kilogram (kg) pada Februari 2024, naik 3,2% dari bulan sebelumnya.
  2. Cabai: Harga cabai merah keriting melonjak 23,4% dan cabai rawit merah naik 15,2% pada Februari 2024 dibandingkan bulan sebelumnya.
  3. Bawang merah: Harga bawang merah naik 12,2% pada Februari 2024 dibandingkan bulan sebelumnya.
  4. Daging ayam ras: Harga daging ayam ras mengalami kenaikan 8,2% pada Februari 2024 dibandingkan bulan sebelumnya.
  5. Telur ayam ras: Harga telur ayam ras juga naik sebesar 6,7% pada Februari 2024 dibandingkan bulan sebelumnya.

Kenaikan harga sembako di tahun 2024 disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

  1. Cuaca Ekstrem: Cuaca buruk seperti banjir dan kekeringan dapat mengganggu produksi pertanian, sehingga mengurangi pasokan dan mendorong harga naik.
  2. Kenaikan Harga BBM: Naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) menyebabkan biaya produksi dan distribusi sembako meningkat, yang berimbas pada kenaikan harga.
  3. Pelemahan Nilai Tukar Rupiah: Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS membuat harga impor sembako naik.
  4. Permintaan Tinggi: Permintaan yang tinggi menjelang hari besar keagamaan seperti Ramadan dan Lebaran juga menjadi faktor peningkatan harga sembako.

Pemerintah telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi kenaikan harga sembako, seperti menyelenggarakan operasi pasar, memberikan subsidi kepada petani, dan meningkatkan impor. Namun, untuk menyiasati kenaikan harga sembako, ada beberapa tips yang bisa dilakukan masyarakat, antara lain:

  1. Membuat Daftar Belanja: Membuat daftar belanja membantu dalam memprioritaskan kebutuhan pokok sesuai dengan anggaran yang dimiliki.
  2. Membeli di Pasar Tradisional: Harga sembako di pasar tradisional cenderung lebih terjangkau dibandingkan di supermarket.
  3. Membeli Produk Lokal: Mendukung produk lokal tidak hanya membantu menghemat pengeluaran, tetapi juga mendukung perekonomian lokal.
  4. Menanam Sendiri: Jika memungkinkan, menanam sendiri beberapa bahan pokok seperti cabai dan bawang merah di rumah dapat menjadi solusi untuk mengurangi pengeluaran.

Dengan berbagai upaya yang dilakukan baik oleh pemerintah maupun masyarakat, diharapkan harga sembako dapat segera stabil dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.

Bagikan :